Langsung ke konten utama

Menyulap Paradigma

Aaa! UKK dan segala macem urusan sekolah bikin gue lupain blog ini. Masih kelenger setelah UKK, gara-gara 3 hari ngga masuk karena ikut FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) di Villa Greenhill Cianjur, 28-30 Mei. Alhasil pas hari Kamis-Sabtu ini harus susulan. Akhirnya sehari gue ujian 4-5 matpel, kebayang ngga gimana stresnya itu? Bener-bener satu minggu yang berat, tapi alhamdulillah banget sekarang selesai dan lumayan lancar. Ga maksimal sih, ya pasti, tapi udah bebas dari UKK kali ini rasanya wow banget! :D

Bingung mau ngepost apa, tapi berhubung ngga ada kerjaan dan mau menuhin blog, gue tulis aja ya puisi yang gue buat pas FLS2N, maaf ya kalau sangat anta dan gue juga ngga inget persis apa yang gue tulis kemaren hahaha, ngga ngerti buat puisi balada yang harus bercerita dan panjangnya 2 halaman folio, maklum penulis dadakan dan entah kenapa gue yang disuruh ikut padahal yang lain bagus-bagus wkwk .__. tapi ya sudahlah lumayan itung-itung liburan gratis ke Puncak #eh. Oh ya mau ucapin selamat dulu buat Kak Silmi dari SMAN 1 Depok yang menyabet juara 1 design poster, satu-satunya murid yang berhasil menang dari kontingen Kota Depok. Buat yang lain, ayo tetep semangat! :)



Menyulap Paradigma

Terlihat indahnya cahaya mentari di ufuk timur
Memandangnya hanya buatku meringis
Kutahu hidupku tak secerah mentari
Kusadari mimpi yang tertahan ini tak berarti
Menorehkan pada sehelai daun saja sulit

Aku hanya seorang Bapak Tua di pinggiran kota
Depok nan indah, pancarkan sinar harapan dari setiap sudut kota
Di sini aku tumbuh dan belajar
Makna kehidupan yang sesungguhnya
Lewat rangkaian peristiwa yang telah terjalin


Kadang aku bimbang
Kadang aku sedih

Melihat tubuh-tubuh kecil berkeliaran di jalan
Mencari sesuap nasi dengan tetesan keringat
Namun canda dan tawa tetap terlukis di wajahnya

Kepolosan itu
Redakan emosi yang membara
Sejukkan hati yang resah
Melebur keputusasaan
Mereka percikkan semangat baru

Andai aku mampu, aku ingin mengajaknya
Menjadi bulir-bulir generasi bangsa
Wujudkan Depok menuju kota layak anak yang nyata
Yang di dalamnya tak satupun kekurangan
Dan memupuk prestasi luhur

Namun apa daya tiada penghargaan bagi orang kecil
Diriku lusuh, tanpa harta, dan bau tanah
Cucuran air mata mengalir deras bergelombang

Tak tahukah mereka?
Dalam air mata ini tersimpan ketulusan?
Tuk membuka mata batin koruptor
Hidup bergelimang harta tiada tara
Rampas dan mengubur kebahagiaan kami

Hai para petinggi negara!
Kutahu Depok hanya sebuah titik di sebuah peta buta
Namun potensi kami luar biasa
Kota cerdas religius bernaungi alunan doa
Kami ingin mengubah Indonesia!

Semua anak-anak suci di kota ini
Ingin lukiskan garis-garis putih
Layaknya doa orang beriman
Layaknya ketulusan dan kejujuran
Pada cerita Indonesia yang kelabu
Karena mereka, koruptor
 Tangannya arungi negeri dengan kegelapan
Semua hitam kelam tanpa celah
Menjadi tragedi menyesatkan
Hingga karakter bangsa ini mati

Ocehan kami tak lebih dari sekadar seonggok sampah
Tak sadarkah?
Kalianlah sampah masyarakat!
Mementingkan kebahagiaan dunia yang fana
Di atas penderitaan kami!

Hidupku saja susah
Akankah kurelakan anakku pun demikian? Tidak!
Mereka ialah tonggak pengokoh bangsa
Gantikan pejabat, hakim, dan advokat palsu
Bangkitkan Indonesia dari keterpurukkan

Indonesia begitu indah
Depok ialah satu dari bibit emas di negeri ini
Sayang bila tercemar karatan dosa 

Andai ku bisa ubah Indonesia
Namun tubuh kian renta sudah tak mampu lagi
Hanya tulisan sederhana ini yang dapat kutinggalkan

Ya Allah
Jika Engkau mengijinkan
Terbangkan surat kecilku 
Tuk menyulap paradigma bangsa
Dan pikiran primitif manusia hina
Yang menenggelamkan pada dosa besar
Tanpa ketahui neraka-Mu sangat pedih!


Komentar