Langsung ke konten utama

Hakikat Cinta - Perlukah Keikhlasan dalam Mencintai?

Tulisan ini, diikutsertakan dalam kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh idntimes.com, berhubung gagal jadi finalis (haha) yaudah disimpan aja di blog ini buat kenang-kenangan, dan semoga bisa memantapkan hati teman-teman sekalian untuk memperjuangkan cintanya dalam jalan yang halal :)

Hakikat Cinta - Perlukah Keikhlasan dalam Mencintai?
Cinta. Cinta dalam diam.
 Apakah kamu benar-benar mencintainya? Bagaimana cara kamu memperjuangkan dan bahkan menjauhinya? Ini mustahil”
Sumber : http://what-you-mustknow.com/wallpapers/love-images.html

Kalimat itu adalah suatu bentuk penghakiman bagi kami, para pengagum rahasia yang terkadang dilema menjalaninya. Kami memang membisu, tapi kami memiliki alasan mengapa demikian. Kini, aku yang ingin bertanya kembali kepada kalian, sebenarnya seperti apa kalian memaknai hakikat cinta yang sesungguhnya? Apakah arti memperjuangkan cinta adalah harus memiliki dia yang kalian impikan? Jika Dia tidak berkehendak, kalian bisa berbuat apa? Sudahkah kalian ikhlas dalam mencintai?

Cinta. Cinta adalah ketulusan. Mendoakan tanpa berharap lebih. Merelakan untuk siap jika tidak bersama. Ya, dua hal ini adalah bentuk kebohongan terbesar yang pernah tersimpan. Tapi pernahkah kita semua merenungi, ketika kita sudah amat sangat menyayangi seseorang, namun ternyata dia bukanlah jodoh kita? Faktanya, hal itu benar-benar terjadi di kehidupan ini. Entah ditinggal selama-selamanya secara mendadak, rasa yang berpindah sedemikian cepat, atau berbagai alasan yang masuk akal maupun tidak masuk akal. Jika hal itu terjadi pada diri ini, sanggupkah membayangkan dan merasakan kepahitan itu? Ataukah sudah pernah terjadi dan adakah penyesalan? Sadarkah, mengapa kita dipertemukan untuk kemudian dipisahkan?

Cinta. Cinta adalah anugerah. Anugerah terindah dari Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tempat dimana aku memohon petunjuk, bagaimana aku bersikap dan mengambil keputusan. Aku pernah mencintainya, tapi aku sungguh tidak mau cintaku jatuh pada dia yang bukan jodohku. Perlahan aku memang harus membuang rasa itu. Sulit dan pedih memang. Hati melawan otak, memupuk perdebatan antara perasaan dan pikiran. Tidak mudah melawan perasaan sendiri dan tidak mudah menghilangkan perasaan itu. Mengapa? Di satu sisi, mungkin ada rasa iri, melihat orang lain yang dengan indahnya menjalin cinta sejak lama. Tapi pikiranku selalu memarahiku betapa keras kepalanya diri ini. Seharusnya aku bersyukur, menjadi seseorang yang menyimpan saja rahasia ini tanpa terjerumus ke berbagai hal yang melanggar perintah-Nya. Karena lambat laun aku sadar, bahwa di depan sana, sudah ada jalan terindah yang Dia siapkan jika aku menjauhi segala larangannya. Sejuknya bersujud dan meneteskan butiran air mata pada sajadah-Mu, membuatku yakin tidak akan ada rasa kecewa di kemudian hari. Karena menyandarkan diri pada-Mu, adalah satu-satunya caraku memperjuangkan dia dengan begitu indah, siapapun itu, memang dia, ataupun yang lain.

Sumber : http://www.wisegeek.com/what-is-a-mufti.htm#silhouette-of-person-praying-near-sunset  


Cinta. Cinta tidak egois. Yakinkah orang yang kamu cintai akan bahagia bersamamu? Ketahuilah cinta bukan hanya tentang perasaan dua manusia yang bersatu. Cinta merentangkan sayapnya untuk bisa terbang bersama menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Cinta diwadahi oleh kerendahan hati untuk menerima segala kebaikan maupun keburukan satu sama lain. Jika pada akhirnya tidak berjodoh, itu adalah pertanda bahwa kebahagiaan itu bisa dicapai jika bersama orang lain. Terimalah dengan lapang dada. Jika dia bisa bahagia dengan yang lain, maka kamu pun demikian. Tidak bisa dipaksakan.
Cinta. Cinta itu kuat. Memasrahkan diri berbeda dengan menyerah. Kuatkan hati untuk terus memantaskan diri karena jodoh adalah cerminan diri. Sosok ideal dan sempurna yang diinginkan bukan untuk dikejar, melainkan untuk diperjuangkan dengan memperbaiki kualitas diri, agar siap menjadi pendamping sehidup-sesurga. Jika berharap mendapat jodoh terbaik, sudahkah dirimu mencapai seperti apa yang diinginkan?
Cinta. Cinta itu suci. Cintailah Allah sepenuh hatimu dengan melaksanakan perintah-Nya, maka  kelak cinta yang indah akan dikirimkan Allah kepadamu dalam jalan cerita yang tak terduga, dengan ridha-Nya. Menjaga kehormatan diri berarti menjaga kehormatan calon pendampingmu, yang sama-sama mengharapkan kesempurnaan cinta setelah ikatan suci pernikahan. Jangan pernah menggantungkan harapanmu lebih besar kepada manusia dibandingkan kepada-Nya, sebab itulah yang disebut kebodohan.
Cinta. Cinta adalah misteri. Misteri yang mampu membolak-balikkan perasaan dalam sekejap, tidak kenal tempat dan waktu. Apapun bisa terjadi di luar logika manusia. Misteri ini tidak butuh dipecahkan, karena ini adalah misteri Ilahi yang butuh dipercayai saja kepastiannya. Percayalah, janji-Nya tidak pernah ingkar.
Wahai kawanku yang hanya menyimpan rasa ini di lubuk hati terdalam, tidak perlu khawatir jika prinsipmu goyah dan diragukan banyak pihak. Cinta dalam diam sarat makna perjuangan yang gigih, karena dia tumbuh bersama keikhlasan yang sangat tulus. Ya, artinya cinta itu ikhlas. Ikhlas untuk dipasrahkan kepada Allah agar dikirimkan kepada orang yang paling tepat. Cinta tidak harus selalu terucap, Ia tersampaikan melalui dua perkara, memantaskan dan mendoakan. Hingga pada akhirnya mereka dipersatukan, atau masing-masing dari mereka akan dipertemukan dengan yang terbaik.
Inilah cintaku dalam kata.
Tertanda, InsyaAllah sang pejuang cinta setelah akad.



Komentar