Langsung ke konten utama

Bismillah, 2018!

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"
(QS. Al-'Asr : 1-3)

Rasanya ini adalah salah satu surat yang paling merepresentasikan kehidupan manusia zaman sekarang, tak terkecuali gue, yang entah menghabiskan waktu untuk apa di tahun 2017 kemarin dan gagal memenuhi banyak resolusi yang ditargetkan sebelumnya...
Terlalu mudah jenuh.
Terlalu mudah menyerah.
Terlalu egois, lagi lagi lagi dan lagi selalu utamain duniawi...

Kapan berubah, Nin..
Padahal tahun ini mungkin akan menjadi tahun yang paling berat, untuk gue, atau untuk seluruh mahasiswa tingkat akhir karena ada satu fase kehidupan baru yang akan dihadapi : bekerja.
Selama ini kita hanya dihadapi rencana yang "monoton" sejak sekolah di TK, lanjut kesini, lanjut kesitu, sampai akhirnya masuk perguruan tinggi.

Masih belum bisa percaya bahwa 4 tahun perkuliahan berjalan begitu cepat hingga kini menyadari bahwa mindset meneruskan sekolah demi "menimba ilmu", tahun ini akan berubah menjadi bagaimana caranya "bertahan hidup".
Selepas lulus akan menjadi apa? Semudah itukah mendapat pekerjaan? Kalaupun dapat, apakah sanggup menjalaninya?

Berbagai pertanyaan itu sebenarnya tidak boleh gue pikirkan terlalu jauh, karena secara tidak langsung menimbulkan rasa pesimis. Ya, kalah sebelum berperang. Meskipun hal tersebut wajar, ada di setiap hati kecil para mahasiswa yang masih belum berpengalaman untuk menjajaki dunia luar. Mirisnya, di tengah-tengah kekhawatiran itu, sangat banyak cara pandang masyarakat yang tidak mendukung gue untuk berkembang. Sesungguhnya gue merasa sangat terganggu dengan berbagai opini seperti,
"Ga usah cape-cape kalo cewe mah"
"Kalo diliat-liat, beban lo paling ringan deh Nin"
"Lo mah enak Nin, tinggal nunggu cowo ngelamar aja ga pusing-pusing nyari duit"

Padahal tidak ada satupun manusia yang bisa menentukan apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri, apalagi orang lain. Kenapa banyak orang berpikir gue selalu hidup enak tanpa tahu apa yang selama ini gue lakukan dan terjang sampai ada di titik ini. Kenapa banyak orang berpikir jadi anak cewe bungsu itu paling "aman". Kenapa banyak orang berpikir jadi cewe itu tinggal nunggu dinikahin, enak-enakkan di rumah dan bisa minta segala sesuatunya ke suami? Sorry, but I'm not that kind of girl. Ya masalahnya siapa juga yang mau ngelamar wkwkwkwk ga deng. Bahas nikah belakangan yak.

Balik ke topik. Ada banyak sekali alasan kenapa kita harus bisa mandiri menghadapi dunia luar.

Pertama. Serius, jangan jadi orang yang bergantung sama siapapun, tapi bukan berarti seseorang bisa bertahan sendiri. Maksud gue gini, apa lo bisa jamin pasangan lo akan selalu berada di atas dalam pekerjaannya? Siapa yang bisa menghandle semuanya ketika pasangan sedang jatuh? Mau nyalahin pasangan tanpa berbuat sesuatu? Pasti lo udah bosen denger pepatah hidup itu bagaikan roda, tapi itu faktanya. Itu baru duniawi, belum akhirat. Banyak hal buruk yang kita perbuat bukan cuma dosa untuk diri sendiri tapi juga pasangan nantinya, makanya kenapa kita harus pintar menjaga dan berjuang untuk diri sendiri dulu, karena demi kebaikan orang lain juga. 

Kedua. Kita ga akan pernah bisa membalas kebaikan orangtua kita. Semakin gue besar entah kenapa gue merasa orangtua semakin takut kehilangan gue, padahal harusnya sebaliknya. Meski mereka tidak berkata, gue tau sesungguhnya mereka takut, tidak ada yang mengurus mereka lagi di masa tuanya. Dalam keadaan seperti itu, gue paham hanya anak-anaknya yang bisa diandalkan, bukan bantuan orang lain. Gue sedih setiap flashback gimana cueknya gue kalo udah ngerjain tugas kuliah, yang nurut selalu pulang tepat waktu tapi di rumah tetep aja seakan gue ga ada untuk mereka. Dipanggil ga denger, disuruh mager, dinasehatin iya-iya aja. Sedih, merasa berdosa banget, masih kuliah aja udah sok sibuk, gimana kalo udah kerja atau berkeluarga, Nin...
See? Masalah orang dewasa bukan cuma sekedar pekerjaan, tapi bagaimana kita memprioritaskan waktu dan tenaga di saat sangat banyak hal yang mengisi pikiran. Jadi, masih bilang cewe masih bisa santai-santai? 

Ketiga, yang sekarang jadi bahasan paling trend. Menikah, khususnya menikah muda. Gue setuju jika disebut salah satu tujuan menikah muda itu demi menyempurnakan ibadah dan menghindari zina, apapun bentuknya. Tapi entah dalam beberapa kasus, gue melihat alasan itu hanya "senjata" belaka, yang pada akhirnya karena mental belum siap, semuanya hancur berantakan dalam waktu yang singkat. Teman, menikah itu tidak mudah, serius, ini serius. Girls, meskipun seandainya kalian cuma di rumah, seluruh pekerjaan rumah tangga - sebut saja masak-nyuci baju-jemur-nyuci piring-nyapu-ngepel dilakukan beruntun dalam 1 hari bisa bikin kalian tepar. Bahkan gue harus bilang bahwa begadang demi deadline praktikum setiap minggu jauh lebih mudah daripada itu (except I really have no idea how to finish the task wkwk). Ngga, gue bukan sombong, gue salah satu orang yang kesulitan di jurusan gue, tapi kenapa gue bilang itu mudah, ya silahkan cobain aja kerjain semua pekerjaan rumah tangga seorang diri. Gue yang masih berperan membantu mama aja cape, gimana jadi mama beneran? Gimana punya anak? Gimana sambil kerja? Dan gimana gimana lainnya.
.
Oke, sebenarnya itu bukan poin utama. Ada hal yang lebih penting, mental. Sudahkah niatmu lurus untuk menikah? Apakah siap menghadapi sifat pasangan yang entah seperti apa, khususnya bagi orang-orang yang dijodohkan atau taaruf tanpa belum pernah mengenal sama sekali sebelumnya? Gue sangat percaya bahwa perempuan baik bagi lelaki baik, dan sebaliknya, karena itu janji Allah. Lalu, sepede itukah merasa diri kita baik? Sebaik-baiknya seseorang, cobaan itu akan tetap ada. Sekalipun ada pasangan yang sangat paham agama bersatu, gue yakin setidaknya ada satu hal perselisihan yang pernah mereka temukan. Satu-satunya yang bisa membuat pernikahan itu bertahan karena kedewasaan masing-masing.
.
Itu baru pasangan, belum lagi gimana caranya membina hubungan baik dengan keluarga besarnya, belum lagi punya anak, belum lagi tetangga, belum lagi yang lain-lainnya. Kompleks.
.
Untuk teman-teman yang mau menikah muda, menikah tidak sebahagia itu, tidak semudah itu, dan tidak sebercanda itu. Gue tidak bermaksud menolak trend ini, karena gue pun percaya jodoh datang atas izin-Nya di waktu yang tepat, entah cepat atau lambat. Hanya saja, luruskan niat. Jangan ikut-ikutan. Jangan iri. Jangan menjadikan "ingin beribadah" sebagai alasan belaka. Intinya, jangan permainkan agama dan kepercayaan demi nafsu. Jangan takut jodohmu diambil orang, karena InsyaAllah sudah tertulis dan tidak akan pernah tertukar. 
Iye sok bijak aja dulu Nin ngomong ini itu padahal mah galau juga wkwkwk dasar, ngga dengg. Gue menulis ini juga sambil belajar, karena niat dan semangat yang paling tinggi datang dari diri sendiri. Biar tau diri, malu, dan sadar kalau tindakan tidak sesuai dengan tulisan :')
Tapi serius kok, ini juga untuk semua teman-temanku tersayang yang jangan sampai menyesal atas keputusannya, apalagi terburu-buru. Untuk siapapun yang memang sudah mantap untuk menikah muda, selamat! Semoga Allah selalu memberkahi kehidupannya, dan jangan lupa undang gue karena mau makan gratis wkwkwk udah lama nih ga ke kondangan. Tahun lalu ke kondangan abang sendiri, tapi karena ngurusin banyak hal malah ga bisa makan wkwk -_-
.
.
.
Kesimpulannya,
Mau jadi perempuan ataupun laki-laki, semua akan punya kewajiban masing-masing,
Yang akan saling melengkapi,
Tidak ada yang lebih sulit ataupun mudah,
Semuanya kembali ke diri masing-masing.
Masih sangat banyak alasan lain mengapa kita harus bisa mandiri.
Terakhir, JANGAN PERNAH mengganggap kehidupanmu jauh lebih sulit dibanding orang lain, siapapun itu, karena kamu tidak pernah tahu cobaan seperti apa yang sebenarnya sedang mereka rasakan. Jangan manja. Dunia tidak butuh tahu kamu sedang mengalami kesulitan apa, yang mereka butuhkan adalah kamu bisa memberi manfaat kepada mereka dalam kondisi apapun.
Tidak ada yang salah dari menyampaikan kesedihan, asalkan berada tepat pada porsinya, tumpahkan pada orang yang bisa kamu percaya, dan tidak menjadi konsumsi publik agar tidak menimbulkan fitnah.
.
.
.
Kembali kepada fakta bahwa sebentar lagi InsyaAllah gue dan teman seangkatan akan menempuh dunia luar, tidak lagi menimba ilmu secara formal. Ketiga hal yang gue bahas di atas sesungguhnya seringkali masih dikalahkan sama kekhawatiran kecil gue yang berkata, 
"Apakah jalan yang gue ambil dan tempuh sampai lulus dari jurusan ini adalah keputusan yang benar?"
Sudah berusaha, tapi ragu. Sudah menjalani berbagai kesulitan, tapi masih belum percaya diri. Sudah belajar banyak, but honestly, gue merasa tidak punya kemampuan khusus yang sangat menonjol, lalu... entahlah.
Di saat bimbang seperti ini gue selalu berusaha menyakinkan bahwa ini yang terbaik, flashback bagaimana saat SMA memperjuangkan tempat di jurusan ini, flashback bagaimana jatuh bangun yang berhasil gue lewatin, flashback bagaimana bahagianya gue berada di tengah-tengah orang hebat, yang baru gue sadarin, gue bakal merindukan kehebohan mereka semua yang setiap hari ada di sisi gue.
Duh, baper. Iya, kita tidak pernah tau jika belum mencoba. Daripada kebanyakan mikir, lebih baik gue fokus dulu kelarin semester 8 ini, InsyaAllah rejeki juga ada yang mengatur. Gue juga percaya bahwa sukses itu milik semua orang yang berdoa dan berusaha, InsyaAllah gue yakin setiap orang punya kesempatan yang sama. Mohon bantuan doa ya...

Ini panjang banget sampe pusing sendiri wkwk sebagai penutup mau kasih beberapa posting Instagram tahun lalu yang jadi pemicu semangat di tahun ini! Nindy mau ucapin terimakasih untuk semuanya yang sudah mendukung, mendoakan, dan selalu jadi alasan aku berbahagia hehe. Tanpa kalian aku bukanlah siapa-siapa 
Lalu, diriku pamit mau hiatus dulu ya nulis blog nya karena mau beralih ke nulis skripsi hehe doakan aku lulus tepat waktu ya teman-teman 
Bismillah, 2018, I'm ready!


2017!
[1/7 - Departemen Teknik Elektro FTUI] 
Waktu yang telah mempertemukan kita, namun waktu juga yang perlahan-lahan akan memisahkan kita menuju kehidupan masing-masing.
.
Dan di saat itulah kita baru merasakan, betapa berharganya setiap detik yang sudah dilalui bersama keluarga terdekat semasa kuliah ini.
.
Wahai para pejuang elkom, tetaplah menjadi orang-orang yang baik hati dan selalu menempuh jalan yang benar, sekarang maupun di dunia sesungguhnya nanti.
.
Untukmu yang kusayangi,
Departemen Teknik Elektro FTUI 2014 ❤



[2/7 - Teknik Komputer UI 2014]
Teknik Komputer 2014 💻 ( bersama bapak ketang DTE @teokhibran )
Yang sejak tahun ketiga, ketemunya mereka lagi mereka lagi setiap hari, karena emang cuma dibuka 1 kelas untuk setiap matkul 😂

.
InsyaAllah calon orang sukses dan bermanfaat di masa depan, aamiin 😇
Disponsori oleh kamera hp : @aziz.zul

.
Bonus foto terakhir : Tekkom basis Batak 😏 - (maap kamera saya jelek wkwk)

Sesungguhnya gue selalu bingung setiap ditanya, "asalnya darimana?", karena gue diturunkan suku Jawa, Batak, Padang, dan Bengkulu. Tapii, lahir di Jakarta + tinggal di Depok, ngga pernah pulang kampung, ngga paham tata cara adatnya maupun bahasa daerahnya wkwk ampun 😢
.
.
Dan entah kenapa banyak orang yang kaget kalo gue bilang gue punya darah Batak wkwk 😂
.
In pic : Naibaho, Ginting, Sirait, Bangun, Nainggolan, Simbolon, Hutapea, Batubara 😎😆




[3/7 - Network Laboratory Family]
Bukber Netlab 4 generasi 😊


Selamat menempuh kehidupan pasca kampus kakak-kakak aslab Netlab! Semoga berhasil menjadi orang sukses yang bermanfaat bagi orang banyak 😇💪
Doakan kami menyusul tahun depan ya kaak! 😁😊


Netlab angkatan 2014 & 2015 bersama Pak Salman dan Pak Alfan!



[4/7 - Sinta dan Yunita]
Akhirnya kemarin kembali menggila bersama setelah lebih dari setahun tidak berkumpul 😔
Sehat-sehat ya Sin, Yun. Semoga cobaan berat menjadi tamparan untuk kita agar lebih tegar dan bersyukur kepada-Nya ☺
.
Selamat menempuh usia 21 di hari ini ya Sinta, dan juga Yunita 2,5 bulan yang lalu 😂😂

.
Semoga doa yang telah kalian panjatkan dikabulkan dengan cara terbaik! 😙😆💕💞



[5/7 - Nawang dan Tazki]
[Menemukan kalian adalah anugerah bagiku]
Hanya dalam kurun waktu sekian tahun, Allah begitu cepat menyatukan hati kita untuk saling berbagi. Semenjak kelas 11, kita mulai sering melakukan banyak hal bersama. Aku begitu ingat ketika kita ikut serta acara bedah kampus UI, lalu mengunjungi Fasilkom dan FT dengan begitu antusias. Hingga akhirnya, kedua fakultas itu benar-benar menjadi rumah kedua bagi kita. Betapa bahagia diriku saat mengetahui kita masih bisa berada di tempat yang sama.
.
.
Kini, 3 tahun sudah kita menyandang status sebagai mahasiswi, yang artinya tidak lama lagi kita akan beranjak menuju dunia luar yang sesungguhnya. Senang, sedih, cemas, semuanya bercampur menjadi satu. Dulu, setiap hari, kita bisa tertawa sepuasnya di kelas. Kini, bertemu pun sulit. Nanti, akankah lebih sulit? Mungkin. Aku memahami bahwa kita akan selalu bertemu orang baru, yang bisa menjadi teman, sahabat, ataupun lebih dari sekadar itu. Tapi aku percaya, kita tidak akan saling melupakan satu sama lain.
.
.
Teruntuk Nawang dan Tazki, terimakasih banyak sudah menjadi sahabatku hingga kini. Sungguh, aku bersyukur dapat menemukan kalian. Semua orang pun tahu, kalian benar-benar orang yang hebat di bidangnya masing-masing. Kalian adalah sosok yang selalu totalitas dalam mengerjakan sesuatu, sangat banyak ilmu yang aku peroleh dari kepribadian kalian. Mohon maaf untuk segala kekurangan dan kesalahanku. Semoga Allah senantiasa memberkahi kehidupan kita dan menjaga persahabatan ini hingga kita bertemu kembali di surga-Nya kelak.
.
.
Panjang bener kaya sinopsis novel wkwk ampun 😂 mohon maap ya sangat lebay, nulis gini biar kalian hits wkwkwkwk ga deng. No, really, this is from the deepest of my heart. Yes, I'm crying. Selamat menempuh semester 7 Naww Tazz!  Jangan lupa undang aku kalo nanti kalian mau sidang dan menikah ya (?) hahaha really love both of you guys! 5 years and still counting 😊😙💞




[6/7 - Ciwi Tekkom (Stella, Dea, Adisa, Lita]
[Ciwi Tekkom - foto berlima pertama kali setelah hampir 3,5 tahun bersama 😂💕]
Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa gue hanya akan memiliki 4 teman cewe di jurusan yang berisi 50 orang. Pemecah rekor di FTUI 2014. Kami punya grup yang nama awalnya "Ciwi Tekkom" berubah jadi "Queens of Tekkom", dan membuat semua orang yang melihatnya merasa geli. Yes, our life, our rules! 😂
.
.
-Kemana-mana bareng-
Di kelas selalu ngumpul jadi satu. Kalo ada yang nyampe duluan, sebisa mungkin nge-tag duduk biar deketan. Seringkali jadi sorotan karena cuma berlima. Kalo dosen udah mulai buka sesi "tunjuk-tunjuk mahasiswa" buat jawab pertanyaan, hampir pasti salah satu dari kami ada yang kena, karena mau duduk dimanapun pasti keliatan dan sangat mencolok. Bahkan pernah suatu saat gue jadi cewe sendiri di kelas. Mantap, sasaran empuk 😅
.
.
-Susah-seneng bareng-
Di saat cowo-cowo belajar dan nugas bareng entah di kampus, kos, kontrakan, atau dimanapun itu sampe pagi buta, lah kami mah malah kabur ke rumah masing-masing. Bisa karena gravitasi kasur sangat besar atau emang karena ga boleh pulang malem, baru deh diskusi lewat grup haha. Terlebih, kalo udah ngumpul, emang bukannya belajar malah ngakak ngomongin segala macem ngalor ngidul wkwkwk gimana bisa fokus 😝😄
.
.
Mohon dimaafkan dan dimaklumi ya girls, kalo gue sering jadi yang terbawel, terngatur, tergalak, terbaper, tersoktau, ter-ga-berfaedah-kalo-curhat, dan lainnya yang mungkin annoying buat kalian selama ini. Terimakasih udah sabar hehe 😊
.
.
Terimakasih khususnya untuk Dea dan juga untuk cowo-cowo yang sering membantu kami belajar dan bertahan di jurusan ini. Honestly, I'm struggling so hard in this major, that's why I'm really grateful to have you all in my life 😭
.
.
Ngga kerasa (InsyaAllah) tinggal 1 semester lagi di Tekkom. Semoga kita bisa bertahan dan lulus sampai akhir sesulit apapun rintangan di depan. Alhamdulillah, bahagia rasanya karena Allah selalu memberi anugerah dan pengalaman yang indah dan unik dalam hidup ini, salah satunya bertemu dengan kalian. Masuk bareng, berjuang bareng, lulus bareng, sukses bareng, aamiin! 😇

[7/7 - Last but not least, my lovely family]
Their first meeting was in junior high school, and now they're getting married so beautifully! 😊💕
"If something is destined for you, never in million years it will be for somebody else."
.
Congratulations, Edrian Edwin and Selvi, on your wedding day!
Wish your new family will be sakinah, mawaddah, warrahmah. Let your love be stronger than ever just for the sake of Allah.
.
"Exalted is He who created all in pairs - from what the earth grows and from themselves and from that which they do not know [Ya-sin : 36]"

Thank you for reading!
Love you, readers! 💕

Komentar

  1. I have read your writings and I have read articles on this topic in several articles from other sources. I got a lot of information from your writing, is there any other suggestions you can convey regarding the theme of your writing? so that I can get more and more complete information.
    Regards Syafakila

    BalasHapus

Posting Komentar