Langsung ke konten utama

Lucid Dream, I Made It Real!

Semua tentang mimpi di bulan April-Juni ini ...
Memimpikan lulus UN dan SNMPTN.
Memimpikan pergi ke Inggris.
Memimpikan hal-hal lainnya...
Jika sebelumnya, "I'll Make It Real", kali ini "I Made It Real".

Mimpi itu hampir saja dijatuhkan lewat Ujian Nasional yang berstandar jauh lebih tinggi dari kemampuanku yang sebenarnya.
Aku bukan pelajar dengan otak istimewa...
Aku hanya pelajar yang sedang berusaha meraih mimpi...

Saat tidak bisa mengerjakan banyak soal, aku hanya berkata dalam hati,
"Ma, Pa, Bang, maafin Ade ya..."
Ya, sambil terus mengerjakan soal, memohon mukjizat Allah, dengan hampir berlinang air mata.
Lalu akhirnya tumpah setelah selesai. Hahaha.

"Kamu nangis pun ngga akan ngerubah nilai kamu, Nin!"
Ananda Putri Iskandar, terimakasih banyak, perkataan sesederhana itu membuatku malu.
Iya, bukan cuma aku kok yang ngerasain. Kamu. Dia. Kita. Mereka.

Oke sudah cukup menggalau dengan lebay-nya -_-
Yap, tapi itulah yang memang sebenarnya terjadi sama gue kemaren.
Gue ngerti nilai bukan segalanya.
Tapi segalanya yang ditanya setelah pengumuman adalah,
"NEM lo berapa?" bukan "Pakai apa ngga?"
Salah deh. Bukan segalanya. Di tempat peristirahatan terakhir kelak ngga akan ditanya NEM. Haha.
Disana, tangan dan kaki yang akan bersaksi atas apa yang kita semua lakuin.

Sama sekali ngga menyalahkan yang pakai kok, ngga...
Semua orang punya prinsip masing-masing dalam kehidupannya.
Tapi kejujuran tak terhingga nilainya.
Gue juga bukan orang baik kok. Banyak banget dosa malah.
Tapi berusaha untuk selalu menjadi lebih baik, di mata-Nya...


Sekali baca posting ini, jangan berhenti di tengah... Bisa salah paham.
Mending ada yang baca, Nin.


LUCID DREAM

Sudah pernah merasakan hal itu? Saat bisa mengendalikan mimpi sendiri, dengan jelas, dan sadar. Lo tau lo sedang ada di alam mimpi, dan lo berusaha banget buat bisa terus ada di sana.


Gue ngga ngerti lagi kenapa selama liburan pasca-UN, hampir setiap hari rutin mimpi selama tidur malam. Terus-terusan, dan kadang ceritanya nyambung. Gue sempet takut gue ngga normal, karena stres berkepanjangan mikirin masa depan yang bakal gimana nantinya, belum ada kepastian dan lain-lain. Bahkan sering banget setiap selesai mimpi kepala berat banget, pusing, kadang mau bangun aja susah. Dan ini bener-bener kerasa kalau terjadi setelah merasakan mimpi yang bisa gue kendaliin sendiri, dalam kata lain gue sadar kalau lagi mimpi, dan saat itu juga gue seneng bisa sadar sekaligus takut, apa jadinya kalau gue gagal kendaliin? Sampai sekarang pun gue ngga ngerti gimana caranya memulai dan menghentikan mimpi seperti itu. Tiba-tiba mimpi, dan tiba-tiba bangun. 

2 kali gue ngalamin LD selama liburan. Jujur. Gue takut gue sakit, atau kelainan wkwk, walaupun gue udah sering banget denger tentang lucid dream dari orang-orang, dan ngga berbahaya. Bahkan banyak yang mau belajar cara mendapatkan lucid dream itu. Entah kenapa, padahal gue agak takut pas ngerasain.
Gue kira Lucid Dream itu berhubungan dengan Astral Projection.
Ternyata mereka adalah kedua hal yang berbeda.
Astral Projection, dimana ketika jiwa kita berpisah dari tubuh untuk masuk dimensi lain.
Sedangkan Lucid Dream, hanya sebatas pengendalian mimpi.
AP nyata, sedangkan LD tidak.

Ketika gue belum tahu perbedaan keduanya, jelas aja gue takut. Karena resiko terbesar bagi mereka yang pernah mengalami / melakukan Astral adalah, jiwa berpisah dengan tubuh untuk selama-lamanya. Ngerti kan ya. Siapa yang ngga takut coba...
Nyokap pernah cerita tentang suatu pengalaman, sebelum gue cari tahu lebih jauh tentang LD, dan gue berkesimpulan itu adalah Astral. Jadi... Jelas aja ngeri kalau pengalaman itu suatu saat nurun ke gue (?)
Wkwk akhirnya memberanikan diri untuk cari informasi tentang keduanya terutama LD, ternyata tidak menakutkan seperti yang gue pikirkan. Alhamdulillah berarti gue sehat. Wkwk norak banget emang yak ngerasain gituan aja panik -_-

Nah.
Mimpi-mimpi yang gue temuin ngga jauh-jauh dari kehidupan sekolah. Sering banget deh mimpiin temen-temen, kalian kenapa sih, pada kangen gue? Wkwkwk. Bahkan mimpiin pengumuman SNMPTN aja sampai 4 kali dalam liburan itu. Yang ke-3 adalah LD.
Mimpi dimarahin bapak-bapak dalam suatu ruangan yang gelap, dan cuma gue berdua dengan dia. Bapak itu sampe gebrak-gebrak meja, di saat itu gue sadar kalau lagi mimpi tapi entah kenapa gue tetep ngerasa takut dimarahin orang yang ngga nyata itu. Gue nangis dibentak-bentak. Ngga tau gue salah apa. Akhirnya ditanya sama bapak itu,
"Kamu serius mau kuliah ngga?"
"Iya mau.."
"Kuliah dimana? Jawab yang jelas!!"
"TEK-NIK KOM-PU-TER U-I!"


DOR! Tiba-tiba bangun dengan keadaan gue keringetan, air mata tumpah ruah, jantung berdegup kencang, dan kepala pusing. Kaget banget. Panik banget. Tapi juga seneng banget. Satu hal yang gue pikirin, saat gue jawab tadi gue ngendaliin sendiri, gue yang mutusin sendiri berkata program studi itu dengan teriak sambil dieja buat ngeyakinin bapak itu au dah siapa. Gue lupa persisnya tapi sepertinya ini H-3 pengumuman.

Ini bener-bener bakal diinget seumur hidup...
Campur aduk rasanya. Ini pasti terjadi karena gue berusaha sugesti positif ke pikiran sendiri menjelang hari H. Tapi, sekaligus takut apa mental gue siap untuk kemungkinan terburuknya...

27 Mei 2014
Hari H.
Bangun pagi, cape mimpi lagi tentang pengumuman wkwkwk tapi bukan LD kali ini.
Nge-down adalah, ketika nyokap cerita bahwa beliau mimpi juga tapi hasilnya berkebalikan...
Bismillah. Allah always gives the best. I have to accept this result, whatever it is.



May 27th, 2014
12:17




12:17.
Waktu saat melihat tulisan itu...
Entah mengapa, dengan tidak sadar kebetulan sama dengan 4 angka terakhir pendaftaran gue 4140321217.

Gue nangis entah sekeras apa kemaren...
Sampai sekarang nulis pun rasanya masih pengen nangis...
Karena gue sadar gimana kemampuan gue sebenernya...
Alhamdulillah ternyata akhirnya diberi hadiah yang besar banget dari Allah, bukan cuma hadiah tapi tanggung jawab yang besar juga mulai dari sekarang, bismillah :')

Tak lupa ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk orangtua, abang, keluarga besar, guru, teman-teman, dan semua orang yang sudah memberi dukungan dan selalu mendoakan yang terbaik.
Tentunya, tak lupa untuk ODOJ 580. 
Jazakillah ukhtifillah, berada di antara kalian adalah anugerah yang indah dan selama ini merasa selalu Allah mudahkan semenjak berada di grup ODOJ...

27 Maret menjadi PJ harian saat ulangtahun,
Dan 27 Mei menjadi PJ harian juga saat pengumuman ini.
Keduanya membawa berkah yang tak ternilai :')
Ya, pasti karena doa sahabat ODOJ semua yang sangat tulus...
How lucky I am...

Gue ngga pernah menyangka akan melihat tulisan seperti itu di website Universitas Indonesia, kampus impian gue :')
Lucid Dream... I Made It Real ! :')


MESSAGE

Teman,
Ngga bermaksud untuk pamer sedikit pun.
Makanya kenapa gue bilang jangan berhenti baca di tengah, walaupun miris dibaca untuk yang belum berhasil.
Tapi tulisan yang ingin gue sampaikan sesungguhnya baru dimulai.

Kita semua percaya kan, Allah selalu memberi yang terbaik?
Jangan mempermasalahkan jalur masuk, yang sudah diterima maupun yang belum diterima tak perlu saling menilai.

Untuk yang belum,
Gue berusaha untuk selalu memberi kalian dukungan, semangat, dan mendoakan yang terbaik. Semoga cerita di atas tidak membuat ciut, tapi juga membakar semangat kalian lagi, bukan hanya untuk yang sedang mengejar perguruan tinggi saja, tapi juga seterusnya untuk masa depan. Percayalah, usaha, doa, dan keyakinan kita pasti akan berbuah manis kelak.
Adalah mind-set yang salah kalau dikatakan, "Allah memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan."
Tapi buat gue sekarang, "Allah memberi yang kita butuhkan dan juga kita inginkan. Ya. Jika yang kau inginkan berdasar Allah."
Terhenti di SNMPTN bukanlah akhir.
Yang bisa gue petik dari kata-kata "Allah selalu memberi yang terbaik", bisa saja karena beberapa dari kami, para peserta yang lulus undangan, adalah yang tidak mampu bersaing di SBMPTN maupun ujian mandiri lainnya. Bahkan bisa saja kami adalah sebagian orang yang mentalnya mudah jatuh, dibanding kalian yang lebih kuat. Karena itu, Allah luluskan demi masa depan kami.
Jujur kawan, gue tidak punya banyak modal untuk bisa mempersiapkan diri di waktu yang sempit ini terhitung dari tanggal 27 Mei. Kalian yang dekat dengan gue pasti tau berbagai kondisi gue, terutama ujian-ujian yang dihadirkan Allah dalam bentuk lain...
Most of you don't know about my problem, right? Don't think we don't have any problems in this life before and after we passed SNMPTN. People just bear all of them inside their hearts, guys. Allah brings different challenges to us.

Hehe sudahlah.
Intinya, tidak perlu iri hati ya, kita sama-sama punya ujian hidup kok.
Kalian bisa!
Ambil sisi positifnya. Mungkin saja prodi yang diambil saat itu bukanlah yang terbaik. Alasan bahwa saat itu pilihan utama sudah diduduki oleh yang lain, mungkin memang salah satu keputusan yang membuat kalian beralih. Tapi, sekarang, bebas memilih bukan? Ada kesempatan untuk meraih apa yang sebenarnya dicita-citakan kan?

Untuk yang sudah,
Ya, pertama, bersyukurlah dengan apa yang telah didapatkan dengan susah payah dalam 3 tahun ini. Sebetulnya, gue lebih ingin menguraikan pesan bagi kalian yang sudah berhasil dalam SNMPTN dibanding yang belum. Kenapa? Jangan menambah beban teman-teman dan adik-adik kita.

INGAT,
Saat kita berjuang selama 3 tahun.

INGAT,
Saat orangtua membiayai kita dengan susah payahnya.

INGAT,
Saat belajar bersama, saat curhat mengenai perkuliahan, saat saling membantu antar-teman untuk mewujudkan mimpinya masing-masing.

INGAT,
Saat kita diberi waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk memutuskan jurusan yang kita ambil, tidak ada alasan sekarang merasa salah jurusan saat sudah berhasil.

INGAT,
Saat kita mengisi pendaftaran dan memilih jurusan terutama di pilihan pertama. Ingatlah berbagai alasan yang membuatmu harus memilih itu. Ingatlah kembali alasan apa yang membuatmu sedemikian mantap setelah lama berpikir untuk memutuskan masa depan. INGAT PULA APAPUN RESIKONYA DAN SAAT ITU ENGKAU SETUJU UNTUK MENERIMANYA.

INGAT,
Saat kita mengucap bismillah ataupun doa saat ingin mengklik finalisasi.

INGAT,
Saat kita berdoa, sholat, dzikir, tilawah, dhuha, tahajud, sambil menangis ketika itu berharap untuk hasil terbaik.

INGAT,
Saat kita tidak bisa tidur dan membuang-buang waktu hanya untuk memikirkan pengumuman.

INGAT,
Saat otak kita berusaha belajar keras untuk mendapatkan kuliah namun di lain sisi hati semakin berbenturan dengan otak, di mana kita lebih ingin mendapatkan bangku secepatnya. Ingat pertarungan batin itu.

INGAT,
Saat malam sebelum pengumuman, apa yang kau pinta kepada-Nya?

INGAT,
Saat kita melihat warna hijau di layar. Saat orangtua memeluk kita dengan eratnya. Saat Allah mengabulkan doa kita.

Ingatkah kalian?
Lalu, hanya itukah?

INGAT PULA,
Banyak orang yang kita sayangi belum berhasil.
Tak semudah itu mendapatkan SEBUAH BANGKU.
Di saat kita sudah "mendapat masa depan", mereka belum.
Terbayangkah perasaan mereka seperti apa?
Lalu mengapa kau sia-siakan bangku itu?


INGAT KEMBALI,
Kau ingin MENJADI APA, bukan kuliah di UNIVERSITAS APA.
Bagi yang mendapatkan keduanya, inilah anugerah dan mukjizat-Nya.

Telat menyadari itu semua. Ya, bisa saja. Mungkin memang banyak alasan yang tidak bisa dibantah. Apalagi diri sendiri yang paling tahu jika memang sudah salah pilih jalan saat menentukan pilihan. Sayang sekali kawan... Undangan ini amanah dari Allah... Kurang bersyukur apalagi kita mendapat kemudahan seperti ini, terpilih dari sekian ratus ribu orang.
Tidak perlu pindah jalur...
Tidak perlu mengincar universitas yang lebih bagus...
Kecuali ketika engkau sudah jalani nanti, rasanya memang tidak tepat dan bahaya jika dilanjutkan.

Satu hal.
Yang menentukan sukses atau tidak adalah diri sendiri. UNIVERSITAS HANYALAH LABEL.
Jika menurut kalian Universitas A jauh lebih baik dari Universitas B, lantas kalian lebih mengincar Universitas A? Lalu sadarkah kalian jika di Universitas A tentu masih banyak orang-orang yang jauh lebih berkompeten dari kita semua? Sadarkah beban jauh lebih berat jika berkuliah di Universitas yang sudah mempunyai nama? Karena hampir semua orang yang berkompeten bisa saja berpikiran sama ketika ingin melanjutkan kuliah, yakni universitas terbaik, dan jika mereka mampu, mereka akan mati-matian mengejarnya.
Mengapa seperti itu?
Karena mind-set kita masih terbatas dengan = label menentukan kemudahan mencari pekerjaan.
Ya, mau tidak mau, di Indonesia, memang seperti inilah yang terjadi. Gue pun tak bisa membantah.
Keuntungannya, kita akan menjadi orang hebat jika dikelilingi banyak orang yang jauh lebih hebat. Ketika kita bisa selalu termotivasi, sukses di depan mata. Tapi jika tak kuat mengimbanginya?

Padahal jika berkuliah di Universitas B, bisa saja menjadi yang terbaik dan semakin termotivasi atas keberhasilan itu walaupun tanpa label universitas yang bagus. Satu yang terhebat bisa mengalahkan ribuan orang hebat. Hati-hati.

KESIMPULANNYA, di manapun tempatnya, kitalah yang harus pandai membawa diri. Jadi, pegang komitmen itu. Jika siap bertarung, bertarunglah dengan sebaik-baiknya. Jalan yang ditunjukkan Allah adalah yang terbaik.

Mungkin yang merasa tersindir banyak. Dari kakak-kakak kelas tahun berapa, teman seangkatan, sampai adik-adik kelas yang besok-besok mungkin ngerasain ini hahaha. Sejujurnya, perasaan ketika belum mendapatkan bangku dimana-mana itu beban yang besaaaaaaar banget buat gue apalagi ngga punya keahlian khusus untuk langsung bekerja. Jadi gue harap saling mengerti perasaan sesama ya.
Gue nulis ini juga untuk nampar diri gue sendiri, supaya gue terima apapun resikonya yang akan gue hadepin nanti di Teknik Komputer UI. Jurusan dengan jumlah cewe yang sangat minim itu tantangan berat. Artinya gue bakal diperlakukan layaknya cowo. SEMANGAT NIN!

Udah H-7 SBMPTN ya? Diikuti jadwal tes mandiri lainnya...
Semangat sahabat-sahabatku semua yang akan menghadapi ujian! Doaku selalu mengiringi untuk kesuksesan kita bersama! GOODLUCK! 

Komentar