Hai pembaca! Hari ini, mau posting laporan perjalanan tur wisata Depok yang gue jalanin bareng teman-teman 11 IPA 1 yang kemarin lalu ngga ikut studi wisata ke Bali. Dipikir-pikir, sayang kalo cuma dibuat untuk tugas sekolah dan akhirnya disimpan sebagai arsip di folder laptop haha. Mendingan gue posting juga disini, siapa tau aja berguna dan bisa menambah pengetahuan. Berhubung ini laporan, jadi maklum bahasanya formal hehe. Laporan ini disusun gue, Derlin, Isti, Mukhib, dan Viona. Selamat membaca!
WOODY WOODPECKER GARDEN
Tempat pertama yang kami tuju
adalah Woody Woodpecker Garden yang terletak di Jalan Raya Bogor KM 36,
tepatnya dekat Simpangan Depok. Saat kami menuju ke tempat ini, kelompok rute
angkot dan motor belum dipisah, sehingga kami semua masih bersama-sama. Woody
adalah sebuah pabrik es krim di mana di sebelahnya terdapat taman bermain yang
sering dikunjungi anak-anak terutama pada saat liburan. Awalnya, taman ini
hanya sengaja dibangun dan tidak bertujuan untuk dijadikan sebagai tempat
wisata, namun, ternyata dengan pembangunan taman ini malah menggiring banyak
kalangan orangtua yang mengajak anak-anaknya bermain dan berwisata ke Woody. Woody
Garden juga biasa dijadikan sebagai tempat refreshing karena
sambil bermain kita dapat langsung membeli es krim, jelly, dan sebagainya
yang bisa didapatkan langsung dari pabriknya. Harganya pun sangat terjangkau
sehingga cukup digemari banyak orang. Untuk masuk, kita tidak perlu membayar. Ketika
kami datang ke sana, suasana cukup ramai oleh anak-anak dan juga orangtua yang
mendampingi mereka. Seperti
kembali ke masa kecil dan bernostalgia kami pun bermain-main permainan yang ada
disana. Bermain jungkat jungkit, menaiki patung hewan, bermain ayunan, dll. Tak
lupa kami pun berfoto-foto bersama. Sangat menyenangkan sekali dan kenangan itu
pun tak akan pernah terlupakan.
A. Dengan Rute Angkot :
MASJID AL-HUDA
Sekitar pukul 12.00 siang, kami (Derlin,
Nindya, dan Viona) pun berangkat dari Woody Garden menuju tujuan kami
selanjutnya dan mulai dari sini kami berpisah menjadi dua rute. Untuk rute
angkot, kami menuju Masjid Al-Huda. Masjid Al-Huda adalah Masjid yang berada di
Jalan Tole Iskandar tepatnya di Perumahan Griya Depok Asri. Letak masjid ini
memang cukup strategis karena berada di sisi jalan pertigaan Tole
Iskandar-Depok Tengah-Kemakmuran Raya yang setiap harinya nyaris tak pernah
sepi dari lalu lintas kendaraan. Keindahan bentuk dan arsitekturnya yang unik
juga membuat masjid ini cukup terkenal di Kota Depok. Sesampainya di sana kami
Muslim segera melakukan Shalat Dzuhur karena telah masuk waktunya. Tidak lupa
kami berfoto bersama untuk dokumentasi.
CURUG GENTONG
Setelah
sholat di Masjid Al-Huda, pada pukul 12.30 kami melanjutkan perjalanan menuju
Curug Gentong yang berada di Komplek Samudra, Jalan Sersan Aning, A5 I RT01/06,
J Depok, Pancoranmas, Depok, di seberang wilayah Pasar Segar.
Material yang digunakan juga
berasal dari bahan daur ulang. Beberapa material yang digunakan antara
lain bisa berupa semen, hebel, sumpit, dan sebagainya. Curug Gentong di tempat
ini adalah rintisan pertama yang kini memiliki beberapa cabang di kota setempat.
Pasangan suami-istri ini dibantu oleh seorang asistennya yang bernama Kang
Dede. Tiga orang inilah yang terus mengelola usaha kerajinan keramik dan
gentong hingga mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan sebagai salah satu
ikon di kota Depok. Saat kami melihat bagaimana proses pembuatan kerajinan
gentong, Kang Dede menjelaskan bahwa proses pembuatan gentong itu sedikitnya
memerlukan waktu selama 3 hari untuk menyelesaikan 1 hiasan gentong atau
kerajinan keramik. Kisaran harganya mulai dari Rp 250.000,- untuk ukuran kecil
hingga Rp 1.000.000,- atau bahkan sampai Rp 2.000.000,- untuk ukuran besar atau
curug yang dibuat dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Kang Dede menjelaskan
bahwa untuk membuat curug ini hanya berdasarkan imajinasi saja, dan tentu perlu
memiliki kesabaran, ketekunan, dan juga ketelitian yang tinggi. Meskipun
begitu, Ia sangat menyenangi pekerjaan ini. Bagi para pembeli yang ingin
memesan bentuk isi curug yang diinginkan tersendiri juga bisa, namun tentu
tingkat kesulitan bisa mempengaruhi harga dan lama waktu pembuatan. Hal ini
tentu membuat pembeli tertarik dan bahkan sudah menarik perhatian tak
hanya warga Depok atau Indonesia, tapi warga Singapura, Amerika Serikat,
Kanada, dan Jepang. Demi mendapatkan karya seni khas warga Depok itu, mereka
rela jauh-jauh datang ke Depok.
Kami juga mengambil beberapa
foto untuk dokumentasi perjalanan kami bersama pemilik Curug Gentong tersebut.
JEMBATAN PANUS
Dari Curug Gentong, kami
melanjutkan perjalanan ke Jembatan Panus yang berlokasi di Jalan Tole
Iskandar-Jalan Siliwangi, Depok. Mungkin bagi sebagian orang jembatan ini hanya
jembatan biasa, namun, siapa yang tahu bila jembatan ini menyimpan banyak
sejarah dan misteri.
Jembatan yang berdiri pada tahun
1917 - 1918 ini, konon berasal dari bahan-bahannya campuran putih telur dan
diarsiteki oleh Stefanus Leander, seorang pria kewarganegaran Belanda yang saat
itu VOC masih berkuasa di Indonesia.
Nama Panus itu sendiri diambil
dari nama Stefanus Leander. Jembatan yang memiliki lebar lima meter dan panjang
100 meter itu, pernah mempunyai peran tempat perlintasan, hingga peran jembatan
tersebut tergantikan. Pemerintah Depok pada 1990 membangun jembatan baru yang
terletak sekitar 30 meter sebelah utara Jembatan Panus.
Sejak didirikan jembatan baru
(1990), Jembatan Panus mulai ditinggalkan. Bahkan, karena sudah tidak sering
dilalui masyarakat umum, hanya warga perkampungan Poncol yang masih menggunakan
jembatan ini, tersebar cerita-cerita bernuansa mistik.
Konon dari cerita mulut ke mulut, sering terjadi penampakan hantu sang kreator jembatan Panus. Stefanus dan istrinya dikabarkan masih sering terlihat melintasi jembatan itu. Seperti yang banyak diberitakan, sudah banyak kasus yang terjadi di jembatan ini seperti kasus pembunuhan, kasus bunuh diri, kecelakaan, dan masih banyak lagi. Namun, bagaimana pun juga cerita mistik tersebut belum tentu melatarbelakangi kejadian-kejadian yang terjadi di daerah ini. Setelah berfoto bersama, pada pukul 14.00 kami melanjutkan perjalanan ke Es Pocong Margonda untuk berwisata kuliner. Di sana pula kami berjanji dengan anak-anak rute motor untuk bertemu kembali.
Konon dari cerita mulut ke mulut, sering terjadi penampakan hantu sang kreator jembatan Panus. Stefanus dan istrinya dikabarkan masih sering terlihat melintasi jembatan itu. Seperti yang banyak diberitakan, sudah banyak kasus yang terjadi di jembatan ini seperti kasus pembunuhan, kasus bunuh diri, kecelakaan, dan masih banyak lagi. Namun, bagaimana pun juga cerita mistik tersebut belum tentu melatarbelakangi kejadian-kejadian yang terjadi di daerah ini. Setelah berfoto bersama, pada pukul 14.00 kami melanjutkan perjalanan ke Es Pocong Margonda untuk berwisata kuliner. Di sana pula kami berjanji dengan anak-anak rute motor untuk bertemu kembali.
B. Dengan Rute Motor:
MASJID KUBAH MAS / MASJID DIAN AL MAHRI
Perjalanan selanjutnya untuk
kami setelah dari Woody Garden bagi rute motor (Isti dan Mukhib) adalah Masjid Kubah Emas yang
berada didaerah Limo, Depok. Ketika sampai memasuki gebang Masjid Kubah Emas
lalu kami pun parkir. Terpesona dengan keindahan Masjid Kubah Emas yang sangat
eksotik dan megah. Jalan menuju masjidnya pun sangat bersih dengan taman-taman
yang terawat. Karena keindahannya tersebut kami pun tidak mau kenangan yang
kami buat terlewat begitu saja, akhirnya kami menyempatkan untuk berfoto sambil
jalan menuju masjidnya.
Karena kami sampai tempat tersebut sudah memasuki
waktu Dzuhur kami pun sholat disana, menikmati indahnya arsitektur masjid
tersebut dan beristirahat sebentar untuk menghilangkan rasa lelah. Keadaan
masjid sepi, mungkin karena saat itu adalah hari libur, jadi hanya sedikit
orang yang mendatanginya. Setelah kami merasa cukup kami pun menyudahi
kunjungan kami di Masjid Kubah Emas dan melanjutkan perjalanan kami
selanjutnya.
Berikut adalah
profil Masjid Kubah Mas, dikutip dari Wikipedia :
Masjid
Dian Al Mahri
|
|
Masjid Dian Al Mahri
|
|
Letak
|
|
Afiliasi
agama
|
|
Deskripsi
arsitektur
|
|
Jenis
arsitektur
|
Masjid
|
Gaya
arsitektur
|
Timur Tengah
|
Pembukaan
tanah
|
50.000 M2
|
Tahun
selesai
|
2006
|
Spesifikasi
|
|
Kapasitas
|
20.000 Jemaah
|
5
|
|
Diameter
kubah (luar)
|
20 meter
|
6
|
|
Tinggi
menara
|
40 meter
|
Masjid
ini dibangun oleh Hj.
Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu.
Dengan luas kawasan 50 hektar, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar
60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat
menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah. Kawasan masjid ini sering disebut
sebagai kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.
SITU LIO
Selesai
dari Masjid Kubah Emas tujuan kami selanjutnya yaitu Situ Rawa Besar/Lio. Kami berangkat ke sana
pada pukul 13.30. Situ Lio berada
di wilayah Jalan Nusantara.
Tempatnya agak masuk kedalam gang. Banyak sekali tambak-tambak ikan yang
dimiliki oleh warga didaerah tersebut. Dan juga terdapat perahu-perahu. Keadaan situnya kurang bersih karena terdapat banyak sampah didalamnya, hal itu
mungkin karena situnya kurang terurus dan dekat dengan pemukiman warga. Tapi
pemandangan yang diberikan oleh situ tersebut sangatlah indah dan menambah pengetahuan
kami tentang rawa yang ada di Depok tercinta. Dan yang tak ketinggalan kami pun
juga mengabadikannya dengan foto bersama-sama di sana.
ES POCONG MARGONDA
Perjalanan
terakhir kami bersama
adalah wisata kuliner yaitu di
Es Pocong yang beralamat di Jalan Margonda Raya. Baik yang melalui rute motor ataupun angkot
sama-sama berangkat ke sana pada pukul 14.00. Banyak sekali kejadian lucu yang sulit kami ceritakan
dalam laporan ini dan kejadian tersebut akan selalu terpatri didalam ingatan
kami.
Disana
kami mencicipi menu-menu andalan yang ada ditempat tersebut, salah satunya terdapat
es pocong namanya sama seperti tempatnya, seperti bubur sumsum didalamnya
dengan campuran sirup. Es pocong adalah minuman sejenis bubur sumsum ditambah
dengan sirup strawberry, potongan pisang dan es. Sedangkan, mie ronggeng adalah
sejenis mie goreng instan ditambah bumbu-bumbu ala masakan Cina. Mendoan iblis
adalah tempa mendoan yang digoreng bersama telur dadar kemudian di atasnya
diberi saus spaghetti dan saus sambal. Kemudian jenglot adalah makanan sejenis
kentang goreng ditambah dengan saus spaghetti dan saus tomat. Kami menikmati
makan siang di tempat itu.
Kemudian pada pukul 15.00 WIB sebagian dari
kami pulang ke rumah masing-masing. Namun Derlin, Nindya dan Viona menyempatkan
diri untuk pergi ke Gramedia terlebih dahulu bersama Naimah dan Mirza untuk membaca
dan mencari beberapa buku. Gramedia adalah salah satu toko buku terbesar di
Kota Depok. Pada pukul 16.00 baru kami pulang ke rumah masing-masing.
Kami mengunjungi
berbagai tempat di atas memang direncanakan bersama dengan satu kelas. Kami
melakukan hal tersebut agar perjalanan keliling Depok yang dibilang mungkin
membosankan itu tidak terwujud dan buktinya wisata Depok kami sangatlah
menyenangkan dengan kebersamaan kami untuk mengukir sebuah kenangan bersama
senang, lelah, gembira menjadi satu di dalam ingatan kami dan tak akan pernah
terlupakan. Terimakasih, 11 IPA 1 !
Komentar
Posting Komentar